SINICTO 2015 - Bahasa merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Tiap daerah akan memiliki Bahasa daerah, dialeg, dan logat yang berbeda. Lalu, bagaimana dengan Nganjuk?
Kabupaten Nganjuk terletak di provinsi Jawa Timur. Sudah
pasti orang Nganjuk akan berbicara dalam Bahasa Jawa. Bahasa Jawa sendiri,
memiliki banyak tingkatan. Ada ngoko, ngoko alus, krama, krama alus, dan krama
inggil. Di kabupaten Nganjuk, mayoritas masyarakatnya berbicara dengan ngoko
alus dan krama.
Ada pula istilah-istilah atau kata dalam Bahasa Jawa yang
pengucapannya berbeda di tiap daerahnya. Semisal istilah menyetujui yang biasa
dilafalkan dengan kata “he’eh” di
kabupaten Nganjuk, akan berubah bunyinya menjadi “ho’oh” jika yang mengucapkan orang Kediri. Contoh lain adalah
ketika menyebutkan esok hari. Mayoritas orang Nganjuk akan menggunakan kata “sesok” sedangkan orang-orang daerah lain
semisal Surabaya akan menggunakan kata “mene”.
Hal yang paling menunjukkan ciri khas orang Nganjuk adalah
ketika ingin menekankan sesuatau, maka akan ada tambahan huruf “u” atau “o” di
sela kata-katanya. Semisal ketika mengagumi sesuatu, jika di wilayah lain akan
mengatakan “apik banget lho!” atau “apik tenan!” maka (sebagian) orang
Nganjuk akan mengatakan “uapik!”.
Contoh lain adalah ketika bosan menunggu. Maka yang biasa keluar dari mulut
adalah “suwi tenan ya!” atau “suwi ya!”. Tapi, jika yang mengatakan
orang Nganjuk akan menjadi “Souwi ya!”.
Yah,
begitulah yang terjadi. itulah kebhinekaan.
Perbedaan yang menyatukan. Meskipun berbeda gaya bicara, dalam prakteknya
orang-orang akan tetap berbincang. Gaya bicara bahkan Bahasa pun bukan
merupakan problema untuk berkomunikasi, untuk bergaul dalam masyarakat dan
berguna bagi masyarakat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Komentar yang asik asik aja!