sumber gambar : nasional.inilah.com |
SINICTO 2015 - Sebagai seorang pelajar yang mengenyam bangku sekolah di
lembaga pendidikan, sudah tentu kita selalu memperingati HARDIKNAS yang jatuh
pada tanggal 2 Mei. Yang sangat sering dilakukan adalah upacara bendera. Tak
jarang pula ada lembaga pendidikan yang mengadakan lomba-lomba bertemakan
pendidikan atau pun seminar-seminar bertema pendidikan pula.
Namun, jika kita pikirkan lagi, peringatan-peringatan itu
terkadang kontras dengan wajah pendidikan Indonesia saat ini. Di dunia internasional, kualitas
pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia
berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education
For All Global Monitoring Report 2012. Keadaan ini cukup memprihatinkan dan
memerlukan perhatian. Wajah pendidikan Indonesia masih belum merata cantiknya.
Bayangkan saja, jika di kota-kota atau pun wilayah-wilayah yang mudah terjamah
sangat gampang mendapatkan pendidikan di sudut-sudut pelosok negeri ini, masih
banyak yang mendapatkan pendidikan ala kadarnya. Bahkan tak layak sama sekali.
Masalah ini sangat pelik jika dipikirkan. Terkadang, pemerintah dan orang
berada sangat miris dengan keadaan ini. Tapi, terkadang mereka juga tak mampu
berbuat banyak.
Yang lebih miris lagi adalah ketika kita melihat seseorang
yang dengan mudahnya mendapatkan pendidikan justru seolah tak mensyukurinya.
Misal saja, mereka yang jelas-jelas mampu menikmati fasilitas pendidikan yang
layak justru berbuat hal yang menjadikan mereka tidak bisa menikmati
fasilitasnya. Kita ambil contoh mereka yang berbuat onar, tawuran, bullying, bahkan pelecehan atau
tindakan tak senonoh. Perbuatan seperti itu justru membuat mereka kehilangan
fasilitas pendidikan mereka saat itu. Dalam beberapa kasus, mereka bisa dibui
dan terpaksa meninggalkan bangku sekolah. Dan artinya, itu menghitamkan masa
depan mereka. Banyak anak-anak di luaran sana yang harus susah payah melibas
tanah tanpa alas kaki, peluh bercucuran, diterpa terik matahari hanya untuk
mencapai lokasi sekolah. Harus bertarung nyawa, menyebrang sungai hanya demi
menuntut ilmu. Apakah kita yang sudah sangat nyaman ini, sangat mudah
menjangkau sekolah kita tidak malu?
Jadi, sebagai generasi muda yang baik, sudah
seharusnya kita menghindari perbuatan atau kelakuan yang justru merugikan diri
kita sendiri. Kita harusnya menghargai bagaimana pemerintah dan orang-orang di
atas sana yang memperjuangkan masalah pendidikan. Tak lupa orang tua kita, yang
membiayai kita agar mendapatkan layak. Adanya HARDIKNAS rasanya tidak hanya
untuk diperingati saja, namun lebih dari itu. Apa fungsinya diperingati jika
pelajar masih banyak yang tawuran, tak jujur saat ujian, tak bisa menghormati
dan menghargai orang lain, bahkan tak mengerti apa sebenarnya maksud
pendidikan. Jadi, jangan hanya diperingati, mari diperbaiki!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Komentar yang asik asik aja!